Tuesday, August 11, 2015

Pembongkaran Sistem Rem Tromol



1.      SISTEM REM (BREAK SISTEM)
a.      Uraian
Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan/memperlambat laju kendaraan dan memungkinkan kendaraan dapat berhenti dengan aman. Sistem rem sangatlah penting bagi keselamatan suatu kendaraan dan bagi para pengemudi serta penumpangnya terutama ketika kendaraan sedang melaju. Di samping itu sistem rem sangat penting untuk menjaga keamanan mengemudi. Pada mobil biasanya terdapat dua sistem rem yakni rem hidraulis dan rem kabel. Pada sistem rem hidraulis ini mempunyai syarat agar rem dapat bekerja dengan baik, salah satunya adalah di dalam sistem rem hidraulis tidak boleh terdapat udara, ataupun tidak boleh ada kebocoran minyak rem di dalam sistem rem tersebut.
Prinsip kerja system rem adalah mengubah tenaga kinetic menjadi panas dengan cara menggesek dua buah logam pada benda yang berputar sehingga putarannya akan melambat. Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah aus), tahan terhadap panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja pada suhu yang tinggi.

Baca lebih lanjut : Prinsip kerja dan fungsi rem

Gambar 3.1 Prinsip kerja rem
Dengan demikian rem sangatlah memerlukan perawatan/service secara berkala. Adapun rem perlu dilakukan perawatan karena  karena:
1)      Berkurangnya ketebalan dari kanvas (kanvas sudah aus).
2)      Seal piston cylinder roda rusak dan piston macet karena berkarat.
3)      Master cylinder bocor karena seal sudah rusak.
4)      Pipa penyalur minyak rem ada yang bocor dsb.
b.      Rem tromol ( tipe leading-trailing )
1)      Uraian Rem tromol
Rem tromol/drum brake adalah salah satu tipe rem yang kekuatan tenaga pengeremannya meperoleh dari sepatu rem yang meam menekan permukaan tromol/brake drum bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan putaran roda. Karena self-energizing action yang metimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenaga  mengembangnya sepatu, kekuatan tenaga pengereman yang besar meakibatkan oleh usaha pedal relatif kecil.
Pada rem tipe tromol ini memiliki beberapa tipe yang umumnya kita kenal. Tipe-tipe itu adalah leameng trailing, two leameng, uni servo, ataupun tipe dua-servo. Dari setiap tipe rem tromol ini jelasnya memiliki kelebihan dan kekurangannya. Tergantung dari penggunaannya maupun letak tipe rem ini (me roda bagian depan ataupun belakang).




Gambar 3.2 Komponen rem tromol
2)      Pemeriksaan awal
a)      Memeriksa gerak bebas pedal rem dengan cara menginjaknya sampai mulai terasa ada tahanan. Jika gerak bebas pedal terlalu banyak maka di system rem terdapat udara, dan udara didalam system harus dibuang dengan cara di bleeding.
Gambar 3.3 Gerak bebas pedal rem
b)      Memeriksa ketinggian minyak rem didalam reservoir tank. Jika ketinggian minyak kurang atau dibawah garis MAX stsu FULL, maka menambah minyak rem dengan merek dan kualitas yang sama (tingkatan DOTnya sama).
Gambar 3.4 Memeriksa jumlah minyak rem
c)      Memeriksa kebocoran master silinder
i.        Menginjak pedal rem sampai terasa tekanan yang kuat dan kemudian tahan.
ii.      Jika lama-lama tekanan terasa turun maka terdapat kebocoran, dan master silinder harus diperiksa.
 
Gambar 3.5 Memeriksa kebocoran master silinder
3)      Pembongkaran unit rem tromol
a)      Mengangkat mobil menggunakan car lift atau dongkrak.
b)      Melepaskan roda belakang.
c)      Membuka tromol rem.
Seandainya tromol tidak dapat dilepas dengan tangan, tromol dapat dilepas dengan cara memasangkan baut pada lubang – lubang ulir yang tersedia (pada tromol) untuk pelepasan, kemudian memutar baut secara bergantian setiap satu putaran kedalam sampai tromol terlepas.
Gambar 3.6 Pelepasan tromol rem
d)     Mengukur ketebalan kanvas rem.
Jika ketebalan kanvas rem kurang dari 1 mm, maka ganti kanvas rem dengan yang baru.


Baca : Kita Puny - Tempat Belajar Otomotif

e)      Membuka sedikit seal penutup master silinder roda, jika terdapat rembesan minyak berarti terdapat kebocoran dan master silinder roda harus diperbaiki dengan cara membongkar sekaligus memeriksa piston dan silinder roda.
f)       Melepas kanvas rem dengan cara :
i.        Melepas pegas pembalik
Gsmbsr 3.8 Melepas pegas pembalik
ii.      Melepas pegas penyetel rem
Gambar 3.9 Pegas penyetel
iii.    Melepas kabel handrem dan tuas handrem.
Gambar 3.10 Kabel handrem
iv.    Melepas penahan sepatu, sehingga sepatu rem/kanvas dapat terlepas.
Gambar 3.11 Melepas kanvas rem
g)      Memeriksa komponen yang telah dibongkar :
i.        Mengukur diameter dalam tromol menggunakan jangka sorong.
Maksimal       : 230,6 mm (9,079 in)
Standar          : 228,6 mm (9,000 in)
Apabila hasil pengukuran diameter berada pada batas maxsimal ataupun lebih, maka tromol rem harus diganti.
Gambar 3.12 Mengukur diameter dalam tromol rem
ii.      Memeriksa persinggungan pelapis sepatu dengan tromol rem. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa gerakan dari kanvas rem yang bersinggungan dengan tromol rem baik/lancar, maka kanvas rem maupun tromol rem tidak perlu digerinda.
Gambar 3.13 Memeriksa persinggungan pelapis sepatu dengan              tromol rem
h)      Membongkar silinder roda dengan cara :
i.        Memeriksa sil silinder roda dari kebocoran. Silinder roda yang basah atau merembes menunjukkan bahwa sil bocor dan harus diganti dengan yang baru.
ii.      Pada saat kanvas rem sudah terlepas semua, kemudian kita melepas pipa minyak rem yang menuju silinder roda menggunakan kunci naple.
Gambar 3.14 Melepas pipa rem
iii.    Melepas silinder roda dengan cara melepas tiga baut pengikatnya yang ada pada bagian belakang backing plate.
Gambar 3.15 Melepas silinder roda
iv.    Setelah terlepas, membongkar semua komponen silinder roda dan membersihkannya.
Gambar 3.16 Komponen silinder roda
Keterangan :
1.      Boot silinder roda
2.      Piston
3.      Seal piston
4.      Bleeder silinder roda
5.      Silinder roda
6.      Pegas balik piston
v.      Membersihkan dinding silinder roda dan piston menggunakan amplas halus dan mencucinya dengan air sabun.
Jika terdapat goresan pada dinding silinder roda dan piston, menggati dengan yang baru.
i)        Merakit silinder roda dengan cara :
i.        Mengganti sil piston dengan yang baru apabila sil piston yang lama sudah sobek atau rusak.
ii.      Melumasi piston dan dinding dalam siinder roda dengan minyak rem.
iii.    Memasang pegas pembalik, piston serta sil piston ke dalam silinder roda.
iv.    Memasangkan silinder roda pada backing plate dan memasangkan pipa minyak rem beserta baut naple pembuang udara yang sebelumnya telah dibersihkan agar tidak terjadi penyumbatan saat langkah membleeding.
j)        Merakit unit rem tromol, dengan cara :
i.        Memberi vet/grease pada permukaan backing plate yang bersinggungan dengan sepatu rem.
ii.      Memasangkan spatu rem dan kanvas rem pada backing plate.
·         Apabila ketebalan kanvas rem melebihi batas minimum maka harus mengganti dengan sepatu rem yang baru.
·         Tetapi apabila kanvas rem masih bagus maka hanya perlu mengamplas permukaan kanvas rem dan bagian dalam tromol.
iii.    Memasang pegas penahan sepatu rem, pen dan dua buah mangkuk untuk mengikat sepatu rem dengan backing plate supaya posisi pemasangan sepatu rem tidak berubah.
Gambar 3.17 Memasang sepatu rem dengan backing plate
iv.    Memasang tuas hand rem dan kabel handrem pada sepatu rem.

Gambar 3.18 Memasang tuas dan kabel handrem
v.      Memasang pegas penyetel rem sekaligus penyetelnya.

Gambar 3.19 Memasang penyetel sepatu rem
vi.    Memasang pegas pengembali sepatu rem.
Gambar 3.20 Memasang pegas pengembali sepatu rem
vii.  Memasang tromol rem
k)      Menyetel jarak kanvas rem dngan tromol, dengan cara :
Gambar 3.21 Penyetel kanvas rem
i.        Penyetelan dilakukan dengan cara memutar mur penyetel melalui lubamg kecil yang terdapat pada backing plate.
ii.      Mengembangkan sepatu rem dengan memutar mur penyetel sampai kira – kira kanvas rem bersinggungan dengan tromol rem. Untuk mengetahui kanvas rem telah bersinggungan dengan tromol yaitu dengan cara memutar tromol rem, bila putaran tromol agak serat maka penyetelan sudah cukup.
4)      Membuang udara pada system hidrolis rem ( membleding ).
Setelah membongkar silinder roda pada rem hidrolis maka harus dilakukan pembuangan udara palsu. Udara palsu ini dapat menyebabkan berkurangnya daya pengereman. Cara membleeding :
a)      Memastikan bahwa minyak rem pada reservoir penuh, bila kurang maka menambahkan minyak rem sampai batas maksimum.
b)      Mulai dari roda yang terjauh dari master silinder. Memasang selang transparan yang dihubungkan dengan kaleng dan nepel bleeding.
Gambar 3.22 Memasang selang pada naple
Catatan :
Selama proses pembuangan udara, minyak rem dalam reservoir tank harus dalam kekadaan terisi. Tidak boleh sampai kehabisan.
c)      Memompa-mompa pedal rem kemudian menahan pedal remnya pada saat mulai terasa hantaman/gaya tolak dari pedal. Pada saat pedal masih dalam posisi ditekan /ditahan, selanjutnya membuka baut nipel bleeding secukupnya dengan cara mengendorkan baut nipel bleeding dengan menggunakan kunci nipel. Kemudian mengencangkan kembali baut nipel setelah udara dan minyak rem keluar.
Gambar 3.23 Membuang udara dalam system hidrolis
Melakukan langkah tersebut berulang-ulang hingga tidak ada gelembung udara yang keluar melalui selang.
d)     Menambahkan minyak rem pada reservoir tank hingga batas maksimum.
Gambar 3.24 Menambah minyak rem