1.
SISTEM
REM (BREAK SISTEM)
a.
Uraian
Rem berfungsi untuk mengurangi
kecepatan/memperlambat laju kendaraan dan memungkinkan kendaraan dapat berhenti
dengan aman. Sistem rem sangatlah penting bagi keselamatan suatu kendaraan dan
bagi para pengemudi serta penumpangnya terutama ketika kendaraan sedang melaju.
Di samping itu sistem rem sangat penting untuk menjaga keamanan
mengemudi. Pada mobil biasanya terdapat dua sistem rem yakni rem hidraulis dan
rem kabel. Pada sistem rem hidraulis ini mempunyai syarat agar rem dapat
bekerja dengan baik, salah satunya adalah di dalam sistem rem hidraulis tidak
boleh terdapat udara, ataupun tidak boleh ada kebocoran minyak rem di dalam
sistem rem tersebut.
Prinsip kerja system rem adalah mengubah
tenaga kinetic menjadi panas dengan cara menggesek dua buah logam pada benda
yang berputar sehingga putarannya akan melambat. Oleh sebab itu komponen rem
yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah aus), tahan
terhadap panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja pada suhu yang
tinggi.
Baca lebih lanjut : Prinsip kerja dan fungsi rem
Gambar 3.1 Prinsip
kerja rem
Dengan
demikian rem sangatlah memerlukan perawatan/service secara berkala. Adapun rem perlu
dilakukan perawatan karena karena:
1) Berkurangnya
ketebalan dari kanvas (kanvas sudah aus).
2) Seal piston
cylinder roda rusak dan piston macet karena berkarat.
3) Master
cylinder bocor karena seal sudah rusak.
4) Pipa penyalur minyak rem ada yang bocor dsb.
b.
Rem
tromol ( tipe leading-trailing )
1) Uraian
Rem tromol
Rem tromol/drum
brake adalah salah satu tipe rem yang kekuatan tenaga pengeremannya meperoleh
dari sepatu rem yang meam menekan permukaan tromol/brake drum bagian dalam yang
berputar bersama-sama dengan putaran roda. Karena self-energizing action yang
metimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenaga
mengembangnya sepatu, kekuatan tenaga pengereman yang besar meakibatkan
oleh usaha pedal relatif kecil.
Pada rem tipe tromol ini memiliki
beberapa tipe yang umumnya kita kenal. Tipe-tipe itu adalah leameng trailing,
two leameng, uni servo, ataupun tipe dua-servo. Dari setiap tipe rem tromol ini
jelasnya memiliki kelebihan dan kekurangannya. Tergantung dari penggunaannya
maupun letak tipe rem ini (me roda bagian depan ataupun belakang).
Baca : Komponen rem tromol
Gambar 3.2 Komponen rem
tromol
2)
Pemeriksaan awal
a)
Memeriksa gerak bebas
pedal rem dengan cara menginjaknya sampai mulai terasa ada tahanan. Jika gerak
bebas pedal terlalu banyak maka di system rem terdapat udara, dan udara didalam
system harus dibuang dengan cara di bleeding.
Gambar 3.3 Gerak bebas
pedal rem
b) Memeriksa
ketinggian minyak rem didalam reservoir tank. Jika ketinggian minyak kurang
atau dibawah garis MAX stsu FULL, maka menambah minyak rem dengan merek dan
kualitas yang sama (tingkatan DOTnya sama).
Gambar 3.4 Memeriksa jumlah
minyak rem
c) Memeriksa
kebocoran master silinder
i.
Menginjak pedal rem
sampai terasa tekanan yang kuat dan kemudian tahan.
ii. Jika
lama-lama tekanan terasa turun maka terdapat kebocoran, dan master silinder
harus diperiksa.
Gambar 3.5 Memeriksa
kebocoran master silinder
3) Pembongkaran
unit rem tromol
a) Mengangkat
mobil menggunakan car lift atau dongkrak.
b) Melepaskan
roda belakang.
c) Membuka
tromol rem.
Seandainya tromol tidak dapat dilepas dengan tangan,
tromol dapat dilepas dengan cara memasangkan baut pada lubang – lubang ulir
yang tersedia (pada tromol) untuk pelepasan, kemudian memutar baut secara
bergantian setiap satu putaran kedalam sampai tromol terlepas.
Gambar 3.6 Pelepasan
tromol rem
d) Mengukur
ketebalan kanvas rem.
Jika ketebalan kanvas rem kurang dari 1 mm, maka
ganti kanvas rem dengan yang baru.
Baca : Kita Puny - Tempat Belajar Otomotif
e) Membuka
sedikit seal penutup master silinder roda, jika terdapat rembesan minyak
berarti terdapat kebocoran dan master silinder roda harus diperbaiki dengan
cara membongkar sekaligus memeriksa piston dan silinder roda.
f) Melepas
kanvas rem dengan cara :
i.
Melepas pegas pembalik
Gsmbsr 3.8 Melepas
pegas pembalik
ii. Melepas
pegas penyetel rem
Gambar 3.9 Pegas
penyetel
iii. Melepas
kabel handrem dan tuas handrem.
Gambar 3.10 Kabel
handrem
iv. Melepas penahan sepatu, sehingga sepatu rem/kanvas dapat
terlepas.
Gambar 3.11 Melepas kanvas rem
g) Memeriksa
komponen yang telah dibongkar :
i.
Mengukur diameter dalam
tromol menggunakan jangka sorong.
Maksimal : 230,6 mm (9,079 in)
Standar : 228,6 mm (9,000 in)
Apabila hasil pengukuran diameter
berada pada batas maxsimal ataupun lebih, maka tromol rem harus diganti.
Gambar
3.12 Mengukur diameter dalam tromol rem
ii. Memeriksa
persinggungan pelapis sepatu dengan tromol rem. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa gerakan dari kanvas rem yang
bersinggungan dengan tromol rem baik/lancar, maka kanvas rem maupun tromol rem
tidak perlu digerinda.
Gambar 3.13 Memeriksa persinggungan pelapis sepatu dengan tromol rem
h) Membongkar
silinder roda dengan cara :
i.
Memeriksa sil silinder
roda dari kebocoran. Silinder roda yang basah atau merembes menunjukkan bahwa
sil bocor dan harus diganti dengan yang baru.
ii. Pada
saat kanvas rem sudah terlepas semua, kemudian kita melepas pipa minyak rem yang
menuju silinder roda menggunakan kunci naple.
Gambar 3.14 Melepas
pipa rem
iii. Melepas
silinder roda dengan cara melepas tiga baut pengikatnya yang ada pada bagian
belakang backing plate.
Gambar 3.15 Melepas
silinder roda
iv. Setelah
terlepas, membongkar semua komponen silinder roda dan membersihkannya.
Gambar 3.16 Komponen
silinder roda
Keterangan :
1. Boot silinder roda
2. Piston
3. Seal piston
4. Bleeder silinder roda
5. Silinder roda
6. Pegas balik piston
v. Membersihkan
dinding silinder roda dan piston menggunakan amplas halus dan mencucinya dengan
air sabun.
Jika terdapat goresan pada dinding silinder roda dan
piston, menggati dengan yang baru.
i)
Merakit silinder roda
dengan cara :
i.
Mengganti sil piston
dengan yang baru apabila sil piston yang lama sudah sobek atau rusak.
ii. Melumasi piston dan dinding dalam siinder roda dengan minyak rem.
iii. Memasang
pegas pembalik, piston serta sil piston ke dalam silinder roda.
iv. Memasangkan
silinder roda pada backing plate dan memasangkan pipa minyak rem beserta baut
naple pembuang udara yang sebelumnya telah dibersihkan agar tidak terjadi penyumbatan saat langkah membleeding.
j)
Merakit unit rem tromol,
dengan cara :
i.
Memberi vet/grease pada
permukaan backing plate yang bersinggungan dengan sepatu rem.
ii. Memasangkan
spatu rem dan kanvas rem pada backing plate.
·
Apabila ketebalan
kanvas rem melebihi batas minimum maka harus mengganti dengan sepatu rem yang
baru.
·
Tetapi apabila kanvas
rem masih bagus maka hanya perlu mengamplas permukaan kanvas rem dan bagian
dalam tromol.
iii. Memasang
pegas penahan sepatu rem, pen dan dua buah mangkuk untuk mengikat sepatu rem
dengan backing plate supaya posisi pemasangan sepatu rem tidak berubah.
Gambar
3.17 Memasang sepatu rem dengan backing plate
iv. Memasang
tuas hand rem dan kabel handrem pada sepatu rem.
Gambar 3.18 Memasang
tuas dan kabel handrem
v. Memasang
pegas penyetel rem sekaligus penyetelnya.
Gambar 3.19 Memasang
penyetel sepatu rem
vi. Memasang
pegas pengembali sepatu rem.
Gambar 3.20 Memasang
pegas pengembali sepatu rem
vii. Memasang
tromol rem
k) Menyetel
jarak kanvas rem dngan tromol, dengan cara :
Gambar
3.21 Penyetel kanvas rem
i.
Penyetelan dilakukan
dengan cara memutar mur penyetel melalui lubamg kecil yang terdapat pada
backing plate.
ii. Mengembangkan
sepatu rem dengan memutar mur penyetel sampai kira – kira kanvas rem
bersinggungan dengan tromol rem. Untuk mengetahui kanvas rem telah
bersinggungan dengan tromol yaitu dengan cara memutar tromol rem, bila putaran
tromol agak serat maka penyetelan sudah cukup.
4) Membuang
udara pada system hidrolis rem ( membleding ).
Setelah membongkar silinder roda pada rem hidrolis
maka harus dilakukan pembuangan udara palsu. Udara palsu ini dapat menyebabkan
berkurangnya daya pengereman. Cara membleeding :
a) Memastikan
bahwa minyak rem pada reservoir penuh, bila kurang maka menambahkan minyak rem
sampai batas maksimum.
b) Mulai
dari roda yang terjauh dari master silinder. Memasang selang transparan yang
dihubungkan dengan kaleng dan nepel bleeding.
Gambar 3.22 Memasang
selang pada naple
Catatan
:
Selama
proses pembuangan udara, minyak rem dalam reservoir tank harus dalam kekadaan
terisi. Tidak boleh sampai kehabisan.
c) Memompa-mompa pedal rem kemudian menahan pedal remnya
pada saat mulai terasa hantaman/gaya tolak dari pedal. Pada saat pedal masih
dalam posisi ditekan /ditahan, selanjutnya membuka baut nipel bleeding
secukupnya dengan cara mengendorkan baut nipel bleeding dengan menggunakan kunci nipel. Kemudian mengencangkan
kembali baut nipel setelah udara dan minyak rem keluar.
Gambar 3.23 Membuang udara dalam system hidrolis
Melakukan
langkah tersebut berulang-ulang hingga tidak ada gelembung udara yang keluar
melalui selang.
d) Menambahkan
minyak rem pada reservoir tank hingga batas maksimum.
Gambar 3.24 Menambah
minyak rem